Kamis, 04 Oktober 2012

Arwah Di Villa #1

Diposting oleh haznahazna di Kamis, Oktober 04, 2012

Title : Arwah di Villa
Author : Hazna Fauziah
Type : Continued
Genre : Horor
Main Chast :
  • Ilham Fauzie
  • Bisma Karisma
  • Nurhayatunisa ( Icha )
  • Purnamasari ( Purname )
  • And All Main Chast Supportered
Note : saya bawa cerbung horor nih, mau baca nggak..



Bis, jadikan kita ke villa loe? ku kirim pesan singkat itu ke Bisma yang mengajak aku dan 7 sahabatku ke Villa keluarganya.
jadi lah. ini gue lagi di jalan tak lama ponselku berdering yang ternyata itu dari Bisma.
yaudah cepetan, yang lain udah pada nunggu nih.. tinggal loe doang yang belum sampai. awas aja loe ya kalau udah sampai sini ternyata nggak jadi. gue bunuh loe! ku kirim kembali pesan singkat ke Bisma sebagai balasan pesan singkat darinya.
“iya, bawel” teriak seseorang dari arah belakang tempat aku dan sahabat – sahabatku menunggu Bisma, mendengar suara itu kami pun membalikan badan untuk memastikan siapa yang teriak itu.
“Bisma” teriakku tak kalah keras darinya.
“nyantai woy teriaknya. kuping budek nih” protes Rafael.
“hehehe.. maaf.. nggak sengaja” ucapku cengengesan sambil menggaruk – garuk kepalaku yang tidak gatal.
“udah nunggu lama ya?” tanya Bisma kepada kami semua dengan tampang tidak berdosanya.
“nggak kok, Bis. kita nunggu loe doang Cuma 2 tahun” jawab Morgan.
“buset dah! pantesan muka loe semua udah kayak Orma” jawab Bisma.
“Orma apa? adanyakan Orma Irama” tanya Purname.
“Itu Roma Irama. Purname!” teriak mereka semua ke Purname.
“Orma itu Orang Malang. nggak gahol banget sih loe semua” jawab Bisma.
“OHHH GITU” ucap mereka semua.
“udah Bis, jalan sekarang aja. nanti ke malaman” ajak Ilham seseorang yang ku suka.
“oke deh. yang bawa mobil ada 3 orang jadi loe semua bagi sendiri ya mau naik sama siapa” jawab Bisma.
“lah tau darimana loe? yang bawa Cuma 3 orang?” tanya Ilham
“taulah, kan gue hafal mobil loe semua yang mana” jawabnya sambil nyengir yang memperlihatkan giginya yang di pagari itu.
“yaudah gini aja, Ilham, Icha, sama Morgan. gue, Rafael sama Rangga, terus Bisma, Purname sama Dicky” usul Reza.
“kok gue sama Ilham sama Morgan? gue sama Purname aja dong” pinta ku.
“jangan Purname sama gue” tegas Bisma.
“yah” ucapku sambil memanyunkan bibirku.
“udah si Cha, loe sama Ilham sama Morgan aja. biar cepet” ucap Rangga.
“udah hayo berangkat kenapa” pinta Dicky.
“yaudah deh. ayo. gue juga udah capek” ucapku yang segera jalan menuju mobil Ilham.
_0_0_0_
di mobil aku duduk di sebelah bangku kemudi yang di duduki Ilham sedang Morgan tidur di belakang. selama di perjalanan tidak banyak yang aku bicarakan dengan Ilham, maklum saja Ilham itu orangnya sedikit pendiam jadi daripada aku bosan di mobil aku mendengarkan lagu di IPODku dengan headset.
“denger lagu apa sih Cha?” tanya Ilham dengan tatapan masih fokus ke jalan.
“denger aja sendiri” jawabku sambil memasangkan sebelah headsetku di telinganya.
“oh, lagu Sm*sh toh” jawabnya
“iya, boyband yang lagi naik daun itu”
“iya, gue tau. yang nama personilnya sama semua kayak gue, Bisma, Reza, Ilham, Dicky, Rafael, Rangga sama Morgan”
“apa loe bawa – bawa nama gue” ucap morgan secara tiba – tiba, saat aku mencoba melihatnya ternyata Morgan masih tertidur.
“Dasar” ucapku.
“hahaha, dia emang suka begitu” seru Ilham.
_0_0_0_
sekitar 3 jam setengah kami di perjalanan, akhirnya sampai juga di Villa Bisma, dan sekarang waktu menunjukkan pukul setengah 8 malam.
“kamarnya yang cewek sama yang cowok di pisah ya” ucap Bisma.
“gue juga tau kale” jawabku.
“siapa tau aja loe mau satu kamar sama Ilham”
“kok jadi bawa – bawa nama gue sih?” ucap Ilham.
“tau nih, Bisma nggak jelas” ucapku.
“udah jangan ribut, udah malem ini. mending kalian ke kamar masing – masing untuk bersihin diri abis itu baru ke meja makan” ucap Rafael.
aku dan Purname pergi ke kamar yang di atas dan kamar kita berada di antara kamar Rafael, Rangga dan Dicky, Ilham.
“Purname, kok kayaknya nih villa serem banget ya” Ucapku sambil melihat taman belakang dari jendela kamar.
“serem gimana? orang villanya keren gini, masa di bilang serem” jawabnya sambil mengeluarkan baju dari kopernya.
“serem tau, loe liat aja kesini”
“ntar aja ah, gue mau mandi dulu”
“eh, gue mandi bareng loe ya” ucapku yang sambil lari menghampiri Purname.
sebenernya aku lari menyusul Purname ke kamar mandi karena entah itu cuma halusinasi atau nyata tapi aku melihat sesosok wanita berambut panjang dengan baju putihnya dan wajahnya itu loh serem banget, dia ada di bawah pohon besar taman belakang itu.
“hahaha, ngarang aja loe. gue aja kalau kesini biasa aja, nggak ada kejadian begitu” ucap Bisma saat mendengar ceritaku tentang wanita di taman itu.
“iya nggak mungkin lah Cha . aku aja nggak liat” jelas Purname.
saat sedang membahas kejadian tadi, tiba – tiba lampu mati.
“kok lampu mati?” tanya Reza.
“mungkin turun kali. coba loe liat Bis” perintah Rafael.
“kagak ah, gue kagak mau. loe aja sana” jawab Bisma.
“eh, ponsel siapa gitu nyalain, gue takut nih” pintaku.
“ponsel loe, emang kemana?” tanya Ilham.
“ponsel gue di kamar” jawabku.
“yaudah pake ponsel gue aja nih” kata Dicky.
“Eh, terus siapa tuh yang mau nyalain, nggak mungkin kan kalau kita gelap – gelapan begini” tanya Rangga yang kini mulai angkat bicara.
“yang pasti jangan gue” ucap Morgan.
“jangan gue juga” kata Purname.
“yaudah deh gue aja yang nyalain, tempatnya dimana?” ucap Ilham sambil bangun dari tempat dia duduk.
“di belakang” jawab Bisma.
“di deket taman belakang maksud loe Bis?” tanya gue.
“iyalah, emang dimana lagi” jawab Bisma.
“loe mau ikut?” tanya Ilham.
“Gue?” kataku sambil telunjuk tangan kananku menunjuk ke arahku.
“iya. emang loe kira gue ngomong sama siapa?” jawabnya
“kenapa harus gue yang loe tanya?” tanyaku.
“ya, habis semuanya pada takut. terus kan gue nggak mungkin sendiri kesana, yang megang ponsel buat neranginnya siapa?”tanyanya kembali padaku.
“yaudah deh” jawabku.
_0_0_0_
hatiku benar – benar bimbang antara ingin mengikuti langkahnya keluar atau kembali ke tempat sahabat – sahabatku menunggu. ketakutanku telah menutupi keberanianku semenjak kejadian itu. tapi entah mengapa kakiku tak bisa melangkah mundur, rasanya ada magnet yang menarikku untuk mengikuti langkahnya keluar.
“Cha? loe ngelamun?” tanyanya sambil melambaikan tangan kanannya di depan wajahku yang membuyarkan lamunanku.
“eh,, nggak kok. yaudah kita keluar yuk” jawabku dan Ilham hanya memberikan senyum mautnya itu.
saat di luar rasanya aku masuk ke dunia yang berbeda, hawa yang berbeda begitu kentalku rasa. rasa ketakutanku semakin mendalam, aku yang semakin ketakutan melirik ke kanan, ke kiri dan ke belakangku.
“Ham. loe ngerasa ada yang aneh nggak?” tanyaku yang masih melirik ke sana kesini.
“nggak, emang kenapa?” tanyanya balik dengan mata yang masih terfokus untuk menyalakan lampunya.
“AHHHHHHHHHHHHHHHHHHH, IIIIIIIIIIIILLLLLLLLLLLLLHHHHHHAAAMMM IIIIIITTTTTTUUUUUUU AAAAAAPAAAAA?” teriakku sambil merangkul Ilham dari belakang dan ponselku yang di gunakan untuk membantu Ilhampun terjatuh.

_0_0_0_
bersambung..
kira – kira apa ya yang di liat Icha ya, sampai segitunya?.
maaf ya kalau ceritanya gaje, ada salah ketik atau apalah itu karna saya hanya penulis amatiran.
di tunggu like dan komentar kalian.
saran dan kritik yang membangun saya terima..

0 komentar:

Posting Komentar

terimakasih telah membaca postingan ini. jangan lupa di komen ya :)

 

Hazna's Story Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review