Rindu Yang Menggila

To : Mas C.

Selamat malam bintang sirius ku, apakah kau sudah tertidur pulas disana?

Aku tahu kau akan bertanya. Bintang sirius, bintang yang memiliki usia yang tidak panjang. Tapi, apakah kau tahu bahwa dia adalah bintang paling bersinar di antara bintang lainnya. Sama seperti dirimu karena sebanyak apa pun teman laki - lakiku hanya kau yang selalu bersinar di antara mereka.

Untuk kedua kalinya aku menulis surat ini karena permintaanmu. Sungguh aku semakin tidak paham dengan sikapku ini.

3 bulan sudah aku tidak melihat senyumanmu, mencium aroma tubuhmu saat kau berada disampingku dan mendengar suaramu. Aku sangat merindukannya melebihi rinduku terhadap diriku yang dahulu, diriku yang sebenarnya. Dan ternyata garis takdir berpihak padaku, aku dan kau bertemu kembali. Pertemuan yang awalnya hanya sebuah gurauan ternyata terjadi sungguhan. Betapa senangnya diriku saat aku dapat melihatmu kembali, melihatmu di hariku yang saat itu sedang buruk. Kau masih sama, lekuk wajahmu, aroma tubuhmu dan senyuman itu masih seperti 3 bulan yang lalu. Ingin rasanya aku memelukmu saat itu juga dan membisikkan kata 'Aku Sangat Merindukanmu' di tengah pelukan hangat. Tapi, siapa aku? Apa aku mempunyai keberanian untuk melakukan itu ketika hubungan kita masih di dalam ketidakjelasan?.

Kita menghabiskan senja saat itu dengan perbincangan ringan di sebuah kedai kopi. Kedai yang tergambar dari luar seperti kedai lainnya tapi ternyata di bagian dalam memiliki arsitektur yang tidak terduga. Sepanjang percakapan kau selalu memanggilku dengan kata sayang, kata yang ku harapkan hanya kau tujukan padaku. Tapi sayangnya kata sayang itu tidak mungkin ada, ya sangat tidak mungkin, itu teruntuk yang lain. Haha, apa aku terlalu berharap? Sudah bisa melihatmu kembali saja sudah bagus, tapi aku justru ingin hal yang lebih.

Hei kau, orang yang hanya bisa ku gapai bayangnya saja. Apa yang harus ku lakukan saat ini? Selama waktu terus berjalan perasaan ini semakin tumbuh. Perasaan ingin memilikimu seutuhnya. Aku mungkin pernah mengatakan biarkan perasaan ini tetap hadir tapi, sekarang aku berpikir sampai kapan membiarkan perasaan ini hadir jika tidak ada kepastian? Apa sampai aku pergi dari kehidupanmu baru kau menyesalinya?. Mengapa selalu harus ada yang hilang dulu baru kita menyadari kehadirannya?. Aku tahu, saat ini sedang ada kakak itu di sampingmu. Tapi, pengakuan jujur mengenai perasaanmu padaku tak bisa kah kau katakan? Apa surat yang ku tulis masih tidak mampu membuatmu membaca perasaanku? Apa kata 'AKU MENCINTAIMU' yang ku ungkapkan terdengar tidak tulus? Apa karena aku hanya seorang anak kecil di matamu maka kau menganggap itu hanya sebuah lelucon? Percayalah, aku mampu seperti seorang wanita saat berada di dekatmu. Aku masih disini, menunggumu di tempat kenangan tentang dirimu hidup. Menunggumu mengulurkan tangan untuk menggenggam jemariku, membawaku pergi dari sini. Walaupun itu sama halnya dengan matahari yang ingin di sandingkan dengan bintang. Aku akan tetap menunggumu sampai diri ini benar - benar lelah mencintaimu, seseorang yang tetap membisu.

Bagaimana suratku kali ini? Apa sudah mampu membuatmu menangkap sinyal dari radar neptunusku? Ku rasa surat kali ini sudah mampu mengurangi rasa sesak yang semakin menggerogoti diriku akhir - akhir ini. Maaf karena aku telah mengganggu malam indahmu dan maaf karena perasaanku membuat hidupmu menjadi terganggu.

Salam rindu yang tidak terluapkan,

Seseorang yang tulus mencintaimu